Sudah dua minggu, pak Yai belum bisa meninggalkan pesantren. Tamu luar biasa banyak. Mulai menjelang akhir Romadhon hingga beberapa hari setelah lebaran ini. Biasanya hingga pertengahan Syawal. Bu Nyai juga sama. Tamunya uleng-ulengan. Silih berganti, hingga malam. Gusi garing, sudah … Continue reading →